Coffee Roasting

Semua Yang Perlu Anda Tahu Tentang Between Batch Protocol

Read this blog in English here.

 

Roaster kopi profesional tahu bahwa Between Batch Protocol adalah kunci untuk menjaga konsistensi kualitas produk. Idealnya, kita memulai setiap batch dengan kondisi awal mesin sangrai (roaster machine) yang sama persis untuk mendapatkan hasil roast profile (profil sangrai) yang identik, terutama jika batch yang dilakukan banyak. Dalam blog ini, kita akan pelajari semua tentang Between Batch Protocol, mengapa ini penting, dan bagaimana para roast master menggunakan Between Batch Protocol untuk menjaga konsistensi.

 

Apa itu Between Batch Protocol?

Between Batch Protocol (BBP) adalah proses mengatur ulang (reset) energi termal (thermal energy) mesin roaster dari akhir batch terakhir hingga awal batch berikutnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kondisi awal yang sama persis pada setiap awal batch baru. Dengan BBP yang efisien, roast master dapat menyangrai beberapa batch berturut-turut dan mereplikasi kurva sangrai (roast curve) dengan hampir sempurna.

 

Mengapa Between Batch Protocol Sangat Penting?

Saat proses sangrai (roasting), mesin roaster menerima panas yang tinggi. Sebagian besar panas ini diserap oleh biji kopi, tetapi sebagian juga diserap oleh drum. Jika gagal didinginkan di antara proses penyangraian, maka drum akan menjadi semakin panas pada setiap batch, sehingga kopi disangrai lebih cepat meskipun menggunakan setting gas yang sama. Ini akan menghasilkan kualitas yang tidak konsisten dan merubah karakter biji kopi dari batch ke batch.

Masalah lain juga mungkin terjadi ketika kita berencana untuk menyangrai dengan ukuran batch yang berbeda, karena untuk ukuran batch yang berbeda dibutuhkan input tenaga yang berbeda juga. Artinya, ukuran batch yang lebih besar akan menyebabkan temperatur drum yang lebih tinggi di akhir penyangraian, dibanding ukuran batch yang kecil.

Sebagai roast master, tujuan akhir kita adalah untuk menciptakan konsistensi dalam metode dan produk akhir kita. Maka dari itu, kita perlu menggunakan Between Batch Protocol yang memungkinkan mesin roaster untuk kembali ke kondisi termal/panas yang sama, terlepas dari jumlah maupun ukuran batch berbeda yang disangrai pada hari itu. Tanpa BBP yang konsisten, kemungkinan untuk mengulang profil sangrai yang diinginkan sangat kecil, dan akan berakhir dengan sangrai yang tidak konsisten sepanjang hari.

 

Faktor Paling Penting: Suhu

Selama ini standar siklus pendinginan (cooling cycle) difokuskan pada waktu. Setelah biji kopi dijatuhkan atau dikeluarkan dari drum, dan gas dimatikan, roast master akan menunggu beberapa saat (misalnya 3 menit), dan lalu proses roasting yang baru akan dimulai lagi. Namun, jika tujuan kita adalah untuk me-reset kondisi termal awal, kita seharusnya fokus pada suhu, dan waktu pendinginan akan berubah-ubah tergantung kondisi panas pada akhir batch terakhir. Misalnya, batch ke delapan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu awal dibanding batch kedua. Hal yang sama berlaku untuk roasting pada kondisi cuaca panas dibandingkan dengan cuaca dingin.

 

Langkah-langkah Between Batch Protocol

Jadi, bagaimanakah Between Batch Protocol yang efisien? Berikut adalah contoh langkah-langkahnya.

  1. Di akhir batch, keluarkan (drop) biji kopi yang sudah disangrai ke dalam cooling tray, lalu segera tutup drum.
  2. Matikan gas untuk mengurangi energi termal mesin roaster.
  3. Biarkan mesin roaster turun ke suhu yang telah ditentukan, biasanya sekitar 20⁰C di bawah suhu mulai (charge temperature). Jadikan suhu tersebut sebagai batas suhu bawah BBP. Proses pendinginan sampai mencapai batas suhu bawah ini bisa membutuhkan waktu 3-5 menit tergantung bahan dan desain mesin roaster.
  4. Setelah batas suhu bawah tercapai, nyalakan gas dengan pengaturan rendah atau sedang, dan panaskan mesin hingga suhu mulai (charge temperature) tercapai.
  5. Jatuhkan biji kopi mentah (green beans) ketika charge temperature tercapai.

 

 

Setiap mesin roaster memiliki karakteristik yang berbeda-beda, biji kopi yang berbeda juga memerlukan metode yang berbeda, bahkan perubahan cuaca membutuhkan penyesuaian tertentu yang mungkin harus dilakukan saat itu juga. Kembali lagi ke masing-masing roast master untuk belajar dan mencoba menghasilkan cara sederhana namun efektif untuk mencapai profil sangrai yang sama berulang kali.

 

Berto Type D Roaster dapat digunakan dengan software Cropster atau Artisan, yang mana keduanya menawarkan fitur yang dapat membantu menghasilkan Between Batch Protocol yang stabil. Jika Anda tertarik dengan mesin roaster yang dapat membantu Anda meningkatkan konsistensi kualitas produk Anda, segera hubungi tim kami di sini!

KUMO Studio

Recent Posts

Myths and Facts of Hot Air Roaster Machines as Energy Efficient Coffee Roasters

Debunking myths and facts about hot air roaster machines as energy efficient coffee roasters. Learn…

3 days ago

How the Best Coffee Roasters Use Rate of Rise for Perfect Flavor

Master the way best coffee roasters use Rate of Rise to shape the roasting curve…

3 weeks ago

Is a Coffee Roasting Business Profitable in 2026? A Realistic Guide for Aspiring Roasters

Wondering if a coffee roasting business is profitable? Get insights into its profit potential, along…

1 month ago

Thermal Precision in Hot Air Roasting: Why Consistency Starts with Air

Take your roasting to the next level with thermal precision in hot air roasting. Discover…

2 months ago

The Best Coffee Roasting Machine for Your Business: A Roaster’s Guide to Smart Investment

Find the best coffee roasting machine for your business by focusing on what truly supports…

2 months ago

Are Coffee Roasting Fumes Dangerous? Understanding the Risks and How to Roast Safely

Coffee roasting fumes dangerous for health? Learn risks, safety tips, and how Berto roasters help…

3 months ago